Eks Napiter Ajak Masyarakat Sukseskan Pemilu 2024
Jawa Barat, Kilometer78.Com - Menjelang pelaksanaan pesta demokrasi 2024 mendatang. Gilang Taufiq Eks narapidana teroris (napiter) asal Tasikmalaya mengajak masyarakat untuk membantu serta mensukseskan pelaksanaan pemilu serentak 2024 dengan aman dan damai di wilayah Jawa Barat. Kamis, (7/12/23).
Sebelumnya, Gilang, beranggapan bahwa setiap pemilu merupakan salah satu ajang untuk melakukan jihad.
Biasanya mereka, kata Gilang, kerap melakukan teror dan adu domba karena pemilu salah satu moment untuk membuat negara menjadi chaos.
“Pengalaman saya dulu saat bergabung di JAD, momentum pemilu biasanya dijadikan sebagai ajang kesempatan untuk merusak. Kami sering merencanakan, bahwa ini momen yang tepat untuk membuat negara chaos, dengan bentuk adu domba, bom, fitnah dan lain lain, agar rakyat chaos dan tidak percaya,” jelasnya.
“Pemilu merupakan komitmen jihad bagi kami saat itu, dan perjuangan kami dengan amaliyat,” cetusnya.
Namun, saat ini Kata Gilang, berkat banyak melakukan diskusi dan mengikuti pembekalan akhirnya dirinya menemukan hal yang berbeda.
Karena Indonesia menggunakan sistem demokrasi, untuk itu, masyarakat harus menggunakan hak pilihnya, memilih wakil rakyat sesuai dengan keinginannya.
Menurut Gilang, dulu ia menilai bahwa demokrasi dan segala kegiatannya merupakan sesuatu yang salah.
Hal tersebut ia anggap kegiatan kufur dan cenderung kepada perbuatan syirik.
“Sekarang karena ilmu kita berubah tidak seperti dulu yang menganggap bahwa demokrasi adalah salah satu bentuk kekufuran dan perbuatan syirik,” katanya.
Lebih lanjut, kata Gilang, kini akhirnya dirinya menyadari bahwa ajang demokrasi di Indonesia, harus dijunjung tinggi dengan ikut andil didalamnya.
“Sekarang berkat hidayah, kami berpikir momen 2024 menentukan masa depan bagi Indonesia, jangan sampai kita tidak memiliki andil untuk kemajuan bangsa ini,” tegasnya.
Gilang mengaku, selama ini dirinya memiliki pandangan yang berbeda karena hanya mendapatkan pemahaman dari orang yang diinginkannya saja.
“Dulu kami tidak nyoblos karena kurang ilmu. Kami lebih eksklusif. Mencari ilmu dari orang yang kita inginkan,” ucapnya.
Gilang mengaku, sebelumnya ia pernah datang menggunakan hak pilih sebelum bergabung pada garis keras.
Setelah itu, kata Gilang membeberkan, selama bergabung di JAD dirinya tidak pernah lagi menggunakan hak pilihnya pada pesta demokrasi di Indonesia.
Beruntung, kini Gilang kembali ke NKRI serta kerap mengikuti banyak kajian dan diskusi sehingga membuat dirinya memiliki cara pandang yang berbeda.
Sebab, melalui banyak diskusi, kata Gilang, dapat mengikis sifat eksklusif dan membuat sifat tersebut perlahan menghilang. Dengan diskusi menurutnya dapat menambah wawasan baru.
“Sekarang kami beranggapan, pemilu harus berjalan dengan lancar. Semua rakyat harus mengerti dan berpartisipasi,” cetusnya.
Ia pun berharap, teman-teman yang masih eksklusif dan tidak membuka diri, untuk terbuka dan diskusi dengan yang lain.
“Jangan lakukan teror dan kekacauan lagi, ayo membuka diri dan kembali ke NKRI,” tandasnya.
Posting Komentar