Usai Pemilu, Surosowan Cyber Soroti Maraknya Berita Hoax yang Tersebar di Grup Keluarga
Serang, Kilometer78.Com – Perang siber atau cyber war di dunia media sosial menjadi salah satu ancaman serius dalam Pemilu 2024 yang sudah usai dilaksanakan di Indonesia.
M Rizki Maulana, Ketua Yayasan Surosowan Cyber mengatakan, perang seperti penyebaran berita bohong (hoaks) dan ujaran kebencian di media sosial selalu terjadi pada saat pemilu.
“Tentunya sejak beberapa event (Pemilu) negara kita secara nasional terutama momentum kemarin di pemilu. Kita sama-sama bisa melihat informasi berita dan lain sebagainya itu tersebar,” katanya Rizki disalah satu Cafe di Kota Serang. Minggu, (31/3/2024).
Bisanya, banyak masyarakat yang asal menyebarkan informasi tersebut sehingga berita hoax tidak tersaring dan cepat menyebar di lingkungan keluarga.
“Yang susah dikontrol itu adalah informasi yang menyebar luas di grup-grup keluarga, karena informasi tersebut banyaknya si pembaca ini atau penerima berita ini itu masih belum tahu keasliannya itu seperti apa,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Rizki, informasi menggunakan sebuah digitalisasi mudah tersebar dan harus diperketat dalam pengontrolan.
“Informasi menggunakan digitalisasi dalam hal ini sebuah informasi dalam media digital harus juga kita kontrol,” ucapnya.
“Dalam arti, kita bisa validasi mana informasi yang benar dan tidak,” paparnya.
Sebab, Rizki mengatakan, ada orang yang bisa mencegah hal-hal seperti itu dalam dunia cyber sehingga meminimalisir penyebaran berita hoax di setiap daerah.
“Karena tentunya untuk menjaga informasi itu menjadi sebuah informasi yang valid itu ada tentunya tanggung jawab dari orang yang memang dibidangnya terutama dibidang digitalisasi atau IT,” cetusnya.
“Bahkan non IT pun sebetulnya harus juga bertanggung jawab menjaga sebuah informasi yang memang bisa kita pertanggung jawabkan terkait keasliannya,” sambungnya.
Sebab Rizki menilai, hoax dalam momentum Pemilu biasanya menjadi pemicu awalnya pecah belah karena terprovokasi.
“Biasanya hoax yang cukup berdampak ya dalam arti menjadi sebuah pemicu untuk pemecah belah dan memprovokasi itu pada moment pemilu,” jelasnya.
Rizki, meminta, agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh penyebaran informasi yang belum dapat dinilai kebenarannya.
“Intinya yang memprovokasi dan lain sebagainya itu menurut saya hoax - hoax yang menjadi konsep utama di komunitas IT ataupun di masyarakat tentunya yang perlu kita waspadai,” ungkapnya.
Untuk itulah, Rizki dan pelajar lainnya sepakat membuat wadah untuk dapat belajar bersama dalam dunia Information Technology (IT).
Saat ini, yayasan yang dikomandoi M. Rizki Maulana ini bergerak memberikan edukasi kepada pelajar dan masyarakat yang memiliki minat belajar dalam dunia maya atau Cybercrime.
Rizki mengungkapkan, Surosowan Cyber terbentuk dari perkumpulan remaja yang peduli terhadap dunia Cyber apalagi di wilayah Banten.
“Ini terbentuk karena pemuda-pemuda daerah yang memang punya sebuah keluhan yang sama, kami ngeliat di lapangan di tempat kerjanya masing-masing di industri yang berbeda, itu dari sisi sdmnya khususnya di bidang IT kurang,” ucapnya.
Bermodalkan tekad, kata Rizki bercerita, terbentuk sebuah wadah dengan nama Surosowan Cyber.
“Berangkat dari situ kita punya inisiatif artinya kita punya ide gimana caranya kita punya solusi buat SDM di daerah kita,” paparnya.
“Kita mulai dari pelajar dan lain sebagainya itu punya kemampuan yang memang udah standar lah minimal punya informasi terkait apa yang mereka butuhkan dan apa yang mereka harus rencanakan ke depannya dalam teknologi informasi di daerah,” sambungnya.
Berangkat dari rasa kekhawatiran minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam dunia IT, Rizki merumuskan program yang rutin dijalankan setiap tahun.
“Dari situ teman-teman komunitas punya program, beberapa program yang biasa kita jalankan rutin setiap tahun itu mulai dari kita ke sekolah, kita memberikan wawasan dan edukasi terkait dunia teknologi yang ada di industri itu seperti apa teman-teman yang ada di sekolah yang mempelajari itu harus mempersiapkan apa saja,” jelas Rizki.
Semata, Rizki mengaku, kegiatan tersebut untuk dapat memberikan wawasan seluas-luasnya kepada generasi penerus yang akan datang.
“Kemudian ada program juga terkait seminar juga, seminar itu yang memberikan secara general luas umum dan juga untuk pelajar supaya teman-teman punya wawasan juga intinya terkait teknologi informasi ini saat ini seperti apa dan mereka harus nyiapinnya juga seperti apa,” katanya.
“Kemudian yang ketiga itu terkait akademi kita lebih ke pelatihan khusus ya eksklusif buat beberapa orang supaya dia punya skill dari teknis juga punya output di mana yang belajar ini dan dilatih oleh rekan-rekan pengurus itu bisa minimalnya kalau dari sisi web programming dia bisa bikin web Company profil buat sendiri gitu, selain itu, dari sisi network engineer juga dia bisa menjadi developer sampai monitornya,” paparnya.
Untuk itu, Rizki berharap, ada partisipasi dari pemerintah daerah yang dapat membantu memberikan solusi untuk para penggiat IT di Surosowan Cyber.
“Kita memang komunitas yang mandiri non profit dan tiap kegiatan kita ini juga mencari support dari beberapa tempat namun mayoritas di setiap kegiatan, kita dari dana pribadi dari masing-masing anggota pengurus untuk menjalankan kegiatan,” ucap Rizki.
“Untuk sampai saat ini sih dari pemerintah belum ada dan kita masih juga terbuka untuk hal itu seandainya memang mau ada kerjasama yang memang bisa menjalankan program kita ini secara lebih optimal lagi,” tukasnya.
Posting Komentar